SINOPSIS
Secara umum, kisah yang ditulis Pak Habibie ini bercerita
semua hal tentang Ibu Ainun, mulai dari pertemuan pertama mereka hingga
detik-detik maut memisahkan cinta keduanya.
Kisah ini sangat inspiratif. Tentang cinta yang tulus dan
sederhana. Sebenarnya, Ibu Ainun dan Bapak Habibie saat SD, bersekolah di
tempat yang sama. Hanya saja pada waktu itu, ia belum merasakan getar cinta.
Alih-alih suka, ia malah terkesan suka mengejek Ibu Ainun yang dianggapnya
berkulit gelap. Pak Habibie bahkan menjuluki ibu Ainun dengan sebutan Gula
Jawa. Meski suka menjahili Ibu Ainun muda
, namun semua guru selalu menjodohkan mereka meski hanya terkesan sebagai ejekan. Rasa cinta bapak Habibie pada ibu Ainun justru baru lahir pada saat mereka dipertemukan di waktu lain, dimana mereka berdua telah dewasa. Saat ini, Fanny, adik bapak Habibie mengajaknya berkunjung saat hari raya ke kediaman keluarga Ibu Ainun. Saat pertama kali melihat Ainun, bapak Habibie langsung bergetar hatinya. Cinta bapak Habibie tersebut disambut oleh ibu Ainun. Dalam waktu yang singkat keduanya sepakat untuk menikah.
, namun semua guru selalu menjodohkan mereka meski hanya terkesan sebagai ejekan. Rasa cinta bapak Habibie pada ibu Ainun justru baru lahir pada saat mereka dipertemukan di waktu lain, dimana mereka berdua telah dewasa. Saat ini, Fanny, adik bapak Habibie mengajaknya berkunjung saat hari raya ke kediaman keluarga Ibu Ainun. Saat pertama kali melihat Ainun, bapak Habibie langsung bergetar hatinya. Cinta bapak Habibie tersebut disambut oleh ibu Ainun. Dalam waktu yang singkat keduanya sepakat untuk menikah.
Perjalan selanjutnya, bapak Habibie dikisahkan memboyong Ibu
Ainun kembali ke Jerman. Di sinilah perjuangan mereka dimulai. Bapak Habibie
merintis karirnya dari nol. Namun berkat kegigihan dan sokongan cinta dari Ibu
Ainun, mereka berhasil melalui masa-masa sulit yang menguras tenaga juga emosi.
Pada akhirnya bapak Habibie terus memperlihatkan prestasi yang membuat ia
dikagumi banyak orang di Jerman.
Kisah di dalam buku ini juga menyisipkan nilai nasionalisme.
Bapak Habibie bercerita mengenai kepeduliannya pada bangsa, hanya saja beberapa
kendala politik dan intriknya membuat bapak Habibie kapayahan. Namun, berkat
niatnya yang tulus, ia kemudian berhasil menjadi orang Nomor 1 di Indonesia.
Kisah ini sebenarnya tidak fokus pada bagaimana Pak Habibie memimpin Indonesia,
tetapi seberapa kuatnya ibu Ainun mendampingi beliau yang sangat sibuk.
Perannya sebagai Istri dan juga Ibu Negara dijalankan dengan baik. Meski beliau
susah menemukan waktu untuk bercengkrama dengan Bapak Habibie. Kisah manis ini
kemudian ditutup dengan kematian ibu Ainun akibat kanker yang dideritanya
selama bertahun-tahun. Salah satu kisah paling mengharu biru dalam buku ini
adalah pada saat ibu Ainun hendak dioperasi. Biasanya pak Habibie selalu datang
menjenguknya di waktu yang sama. Hanya saja karena hari itu Ibu Ainun menjalani
Operasi, Bapak Habibie tidak diperkenankan masuk ruangan tempat ibu Ainun
dirawat. Hal ini kemudian mengguncang jiwa bu Ainun. Ia menangis sedih, karena
ia berpikir ada hal buruk yang membuat suaminya belum datang. Ibu Ainun, wanita
penyabar tersebut, masih mengkhawatirkan suaminya meski faktanya ia tengah
sekarat. Begitulah cinta yang selalu belajar untuk tulus.
RESENSI NOVEL HABIBIE & AINUN
1.
Judul resensi :Cinta Sejati Merangkai Kasih Sayang
2.
Indentitas buku
·
§
Nama pengarang : Bacharuddin Jusuf
Habibie
·
§
Judul buku : Habibie & Ainun
·
§
Penerbit : PT THC Mandiri § Tempat
terbit : Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 – Indonesia.
·
§
Tahun terbit : 2010
·
§
Tebal buku : xii + 323 Halaman
·
§
Jenis kertas : Soft Cover 3. Riwayat
kepengarangan pengarang
·
§
Nama pengarang : Bacharuddin Jusuf
Habibie § TTL pengarang : Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936.
·
§
Pendidikan pengarang : Di SMA,
beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran
eksakta. Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut
Teknologi Bandung). Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi
konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom
ingineur pada 1960 dan gelar doktor ingineur pada 1965 dengan predikat summa
cum laude.
·
§ Hasil
karya pengarang :
- VTOL ( Vertical Take Off & Landing )
Pesawat Angkut DO-31.
- Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
- Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
- Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
- dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam
menghitung dan mendesain: · Helikopter BO-105. · Multi Role Combat Aircraft
(MRCA). · Beberapa proyek rudal dan satelit.
·
§
Penghargaan yang diperoleh pengarang
: Bacharuddin Jusuf Habibie menerima penghargaan tertinggi dari ITB berupa
"Ganesha Prajamanggala Bakti Kencana" yang diserahkan di sela-sela
kuliah umum "Indonesia 2045: Super Power Baru" di Aula Barat Kampus
ITB Kota Bandung. INSTITUT Teknologi Surabaya (ITS) memberi penghargaan Sepuluh
Nopember kepada Prof. BJ Habibie atas jasanya membantu pendirian Laboratorium
Hidrodinamika Indonesia (LHI) di kawansan ITS. 1983 Anggota kehormatan Lembaga
Penerbangan dan Angkasa Luar Jerman Barat, dan The Royal Aeronautica Soctety,
Inggris. 1984 Tokoh dalam teknologi penerbangan dan angkasa luar dari Aviation
Week & Spac Technology 1985 Anggota kehormatan The Royal Swedlsh (berhak
menentukan pemenang Hadiah Nobel) 1985 Anggota kehormatan Academie Nationale de
l’Air et de l’Espace. Prancis 1985 Tokoh terkemuka dan tim Awatcn Intomafonal
News. AS 1992 Theodore van Karman Award dari Jerman 1993 Ooctor of Science dari
Cranfield Institute Of Technology. Inggris 1994 Edward Wanner Award dari
Organisasi Penerbangan Slpd Dunia (ICAO) 4. Bahasa yang digunakan
·
§
Gaya bahasa/majas :Personifikasi
·
§
Pepatah/nasihat :Jadilah orang yang
berguna bagi bangsa dan bagi keluarga.
5.
Unsur intrinsik dan ekstrinsik :
*UNSUR INTRINSIK
·
Tema : Kisah Hidup Perjalan Habibie
& Ainun. ¨
·
Latar
:jl.Imam Bonjol, Bandung. Jl. Rangga Marela no.11B Perusahaan Hamburger
Flugzeugbau HFB. Desa Aberfortsbach, kota terbesar di Jerman. Kampus ITB
Bandung.
·
Penokohan :
Ø BJ.HABIBIE :PROTAGONIS. · Tegas
Bersikap. · Bertanggung Jawab pada Tugas. · Lelaki Romantis.
Ø AINUN :PROTAGONIS. · Ainun, Istri
Hebat Di Balik Lelaki Hebat. · Seorang pendamping yang baik. · Istri yang
santun penuh setia juga tercermin. ¨
·
Alur :Alur maju. ¨
·
Sudut
pandang :Orang pertama tunggal.
·
Amanat :Tirulah sosok BJ.Habibie yang
berguna bagi bangsa dan tidak lepas dari belajar dan sosok Ainun Habibie
sebagai wanita mandiri dan istri yang baik bagi suami.
·
*UNSUR
EKSTRINSIK –
·
nilai
moral :
1
.“Habibie adalah salah satu ikon dunia modern. Dia juga penggagas teknologi
sebagai basis pengembangan teknologi. Ia juga dikenal sebagai pribadi religius.
Betapapun ada kontroversi seputar dirinya, ia tetap tokoh yang darinya dapat
diambil kebijaksanaan dan pelajaran.”
2."garis
hidup seorang Habibie yang menarik: genius dan prestisius, tapi dengan jiwa
religius; gila kerja tapi juga suka bercanda; gila teknologi tapi juga suka
berpuisi. Kesemuanya barangkali adalah jalinan kontinuitas dari energi dan ruh
pengabdian dalam diri Habibie lepas dari kekurangannya sebagai manusia"
·
nilai agama :
ketika habibie-ainun pertama kali menginjakkan kaki di
jerman , gaji habibie hanya DM 800 atau setara dengan Rp.180.000 dua per tiga
dari pendapatan perbulan tersebut di gunakan untuk biaya sewa pavilliun di kota
Aachen . ainun harus berhemat dengan sisa uang yang tinggal DM 300 tersebut .
ya dengan sisa uang tersebut ,di sebuah kota dengan biaya hidup sangat tinggi ,
manalah mungkin bisa melanjutkan hidup jika tidak pandai pandai berhemat .
dalam bentuk seperti itulah habibie-ainun mensyukuri nikmat Allah yang telah di
turukan kepada keduanya "
6.
kelebihan dan
kelemahan buku
·
KELEBIHAN
1. Saat merasa
buku ini sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak Bacharuddin Jusuf Habibie. Saat membaca buku ini,
saya dapat membayangkan Pak Habibie berbicara dan bercerita. Setelah
bertahun-tahun tidak pernah melihat pidato-pidato Pak Habibie (yang sejujurnya
dulu sangat membosankan), buku ini bisa menjadi penawar rindu yang sangat
ampuh. Selain itu, karena cara penyampaian dalam buku ini benar-benar
menggambarkan Pak Habibie, saya semakin kagum dengan apa yang ada di dalam otak
dan pemikiran beliau. Betapa hebatnya beliau menciptakan berbagai macam rencana-rencana
untuk hidupnya, untuk lembaga-lembaga yang dipimpinnya, dan untuk Indonesia.
2. tidak semuanya tentang cinta , Sebelum membaca buku ini, saya
mengira bahwa saya akan mendapatkan bacaan yang fokus pada kisah percintaan
antara Habibie dan Ainun. Saya senang sekaligus juga cukup kaget karena, tidak
saja disuguhkan cerita dibalik kehidupan suami-istri mereka berdua, Pak Habibie
juga menuliskan berbagai kisah sejarah Indonesia dan benih-benih pemikiran
beliau. Saya justru tidak dapat membayangkan buku jika isinya hanya masalah
cinta terus.
3. Mau
atau tidak mau, rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca buku ini. Pak Habibie memberikan deskripsi
yang begitu detil tentang perjuangan dia membangun industri dirgantara
Indonesia. Kalimat-kalimat yang beliau tulis mengenai kemampuan putra-putri
bangsa, mau tidak mau menggelitik rasa nasionalisme saya. Dulu Pak Habibie bisa
menginisiasi proyek sebesar PT DI, kenapa anak-anak muda zaman sekarang belum
bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan tersebut? Tingginya idealisme dan
nasionalisme Pak Habibie dan keluarga, yang bersedia meninggalkan hidup
berkecukupan di Jerman dan malah pulang ke Indonesia, itu saya akan ingat
sampai kapanpun.
·
KELEMAHAN
1. Karena buku ini sangat menggambarkan
Pak Habibie yang sedang bercerita, kalimat-kalimat dalam paragraf-paragraf yang ada dalam buku
ini sering terasa membingungkan dan susah di mengerti
2. Sungguh
saya sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak disempurnakan dengan kehadiran
seorang editor.
Ataukah saya yang salah mengerti? Saya sudah berusaha mencari siapa editor yang
membantu sebelum resminya diterbitkan buku ini, namun tidak satu nama pun
muncul. Menurut saya, ketidakhadiran seorang editor membuat kekurangan-kekurangan
dalam buku ini menjadi begitu menonjol. Misalnya saja di dalam buku ini tidak
jarang kata “Ainun” malah dicetak menjadi “AInun” atau pun kata “tetapi”
menjadi “tatapi.” Satu hal yang sangat-sangat mengganggu keindahan bahasa
penulisan adalah tidak konsistennya pemilihan kata antara “saya” dan “aku”. Di
dalam satu kalimat, contohnya: “… dan Ainun selalu mengilhami saya dengan
senyuman yang kurindukan.” Sungguh-sungguh-sungguh sangat disayangkan.
3. cerita
cinta masih kurang
saya merasa kisah percintaan antara Pak Habibie dan Ainun hanya dirayakan di
awal dan akhir buku. Di pertengahan buku, saya merasa cerita-cerita tentang
kegiatan Ainun dan deskripsi tentang kecintaan Pak Habibie dan Ainun hanya
merupakan sisipan yang cuma mampir.
4. kurang foto buku ini akan menjadi lebih
berwarna bila disertakan dengan gambar-gambar Pak Habibie bersama Ainun.
7. kesimpulan
Habibie & Ainun merupakan karya terbaru dari mantan
presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi
kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari sang profesor kepada
almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R. Mohamad Bestari yang
wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata pengantarnya, Habibie mengaku
jika penulisan buku ini menjadi terapi bagi dirinya untuk mengobati kerinduan,
rasa tiba-tiba kehilangan dari seseorang yang telah menemani dan berada dalam
kehidupannya selama 48 tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia.
Walau pun ia sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia
masih terpukul pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya antara
dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November
2010 lalu di Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak
Habibie dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal
segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga kejadian
memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain itu para
pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi cinta yang pernah
ditulis keduanya.
Tak berlebihan jika Habibie mengatakan saat dirinya menulis
buku ini tiap halamannya penuh dengan tetesan air mata. Menurutnya kehadiran
Ainun yang telah mendampinginya selama ini, telah menjadi api yang selalu
membakar energi semangat dan jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana
air yang selalu menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang.
Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig
Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih merasa jika Ainun
tetap berada di sisinya.
Setiap ia keluar dari
ruang kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu
yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah. Wajah
sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun Habibie
berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah menutupi kekosongan
jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya
mengandung hikmah tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang
sederhana, menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah
pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para pembaca
akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah novel, Habibie mampu
menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan sehingga begitu lekat dimata
para pembacanya.
Seperti perjuangan Habibie muda saat mengungkapkan perasaan
cintanya kepada Ainun, cerita dibalik pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI), dibalik layar pemunculan dan terbang perdana pesawat
buatan anak bangsa N250 Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri
tercinta serta beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan. Semoga
hadirnya novel ini bisa menjadi refleksi atau pelajaran serta inspirasi bagi
kita semua. Serta mampu memenuhi dahaga warga Indonesia yang ingin mengetahui fakta
sejarah dari kehidupan sang profesor, hingga mampu dicatat dalam sejarah bangsa
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar