Senin, 18 November 2013

Resensi novel Habibie&Ainun


SINOPSIS
Secara umum, kisah yang ditulis Pak Habibie ini bercerita semua hal tentang Ibu Ainun, mulai dari pertemuan pertama mereka hingga detik-detik maut memisahkan cinta keduanya.
Kisah ini sangat inspiratif. Tentang cinta yang tulus dan sederhana. Sebenarnya, Ibu Ainun dan Bapak Habibie saat SD, bersekolah di tempat yang sama. Hanya saja pada waktu itu, ia belum merasakan getar cinta. Alih-alih suka, ia malah terkesan suka mengejek Ibu Ainun yang dianggapnya berkulit gelap. Pak Habibie bahkan menjuluki ibu Ainun dengan sebutan Gula Jawa. Meski suka menjahili Ibu Ainun muda
, namun semua guru selalu menjodohkan mereka meski hanya terkesan sebagai ejekan. Rasa cinta bapak Habibie pada ibu Ainun justru baru lahir pada saat mereka dipertemukan di waktu lain, dimana mereka berdua telah dewasa. Saat ini, Fanny, adik bapak Habibie mengajaknya berkunjung saat hari raya ke kediaman keluarga Ibu Ainun. Saat pertama kali melihat Ainun, bapak Habibie langsung bergetar hatinya. Cinta bapak Habibie tersebut disambut oleh ibu Ainun. Dalam waktu yang singkat keduanya sepakat untuk menikah.
Perjalan selanjutnya, bapak Habibie dikisahkan memboyong Ibu Ainun kembali ke Jerman. Di sinilah perjuangan mereka dimulai. Bapak Habibie merintis karirnya dari nol. Namun berkat kegigihan dan sokongan cinta dari Ibu Ainun, mereka berhasil melalui masa-masa sulit yang menguras tenaga juga emosi. Pada akhirnya bapak Habibie terus memperlihatkan prestasi yang membuat ia dikagumi banyak orang di Jerman.
Kisah di dalam buku ini juga menyisipkan nilai nasionalisme. Bapak Habibie bercerita mengenai kepeduliannya pada bangsa, hanya saja beberapa kendala politik dan intriknya membuat bapak Habibie kapayahan. Namun, berkat niatnya yang tulus, ia kemudian berhasil menjadi orang Nomor 1 di Indonesia. Kisah ini sebenarnya tidak fokus pada bagaimana Pak Habibie memimpin Indonesia, tetapi seberapa kuatnya ibu Ainun mendampingi beliau yang sangat sibuk. Perannya sebagai Istri dan juga Ibu Negara dijalankan dengan baik. Meski beliau susah menemukan waktu untuk bercengkrama dengan Bapak Habibie. Kisah manis ini kemudian ditutup dengan kematian ibu Ainun akibat kanker yang dideritanya selama bertahun-tahun. Salah satu kisah paling mengharu biru dalam buku ini adalah pada saat ibu Ainun hendak dioperasi. Biasanya pak Habibie selalu datang menjenguknya di waktu yang sama. Hanya saja karena hari itu Ibu Ainun menjalani Operasi, Bapak Habibie tidak diperkenankan masuk ruangan tempat ibu Ainun dirawat. Hal ini kemudian mengguncang jiwa bu Ainun. Ia menangis sedih, karena ia berpikir ada hal buruk yang membuat suaminya belum datang. Ibu Ainun, wanita penyabar tersebut, masih mengkhawatirkan suaminya meski faktanya ia tengah sekarat. Begitulah cinta yang selalu belajar untuk tulus.

RESENSI NOVEL HABIBIE & AINUN
1. Judul resensi :Cinta Sejati Merangkai Kasih Sayang
2. Indentitas buku
·         § Nama pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie
·         § Judul buku : Habibie & Ainun
·         § Penerbit : PT THC Mandiri § Tempat terbit : Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 – Indonesia.
·         § Tahun terbit : 2010
·         § Tebal buku : xii + 323 Halaman
·         § Jenis kertas : Soft Cover 3. Riwayat kepengarangan pengarang
·         § Nama pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie § TTL pengarang : Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936.
·         § Pendidikan pengarang : Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung). Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan gelar doktor ingineur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
·          § Hasil karya pengarang :
 - VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
 - Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
 - Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
 - Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
 - dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain: · Helikopter BO-105. · Multi Role Combat Aircraft (MRCA). · Beberapa proyek rudal dan satelit.
·         § Penghargaan yang diperoleh pengarang : Bacharuddin Jusuf Habibie menerima penghargaan tertinggi dari ITB berupa "Ganesha Prajamanggala Bakti Kencana" yang diserahkan di sela-sela kuliah umum "Indonesia 2045: Super Power Baru" di Aula Barat Kampus ITB Kota Bandung. INSTITUT Teknologi Surabaya (ITS) memberi penghargaan Sepuluh Nopember kepada Prof. BJ Habibie atas jasanya membantu pendirian Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI) di kawansan ITS. 1983 Anggota kehormatan Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar Jerman Barat, dan The Royal Aeronautica Soctety, Inggris. 1984 Tokoh dalam teknologi penerbangan dan angkasa luar dari Aviation Week & Spac Technology 1985 Anggota kehormatan The Royal Swedlsh (berhak menentukan pemenang Hadiah Nobel) 1985 Anggota kehormatan Academie Nationale de l’Air et de l’Espace. Prancis 1985 Tokoh terkemuka dan tim Awatcn Intomafonal News. AS 1992 Theodore van Karman Award dari Jerman 1993 Ooctor of Science dari Cranfield Institute Of Technology. Inggris 1994 Edward Wanner Award dari Organisasi Penerbangan Slpd Dunia (ICAO) 4. Bahasa yang digunakan
·         § Gaya bahasa/majas :Personifikasi
·         § Pepatah/nasihat :Jadilah orang yang berguna bagi bangsa dan bagi keluarga.




5. Unsur intrinsik dan ekstrinsik :

*UNSUR INTRINSIK
·         Tema : Kisah Hidup Perjalan Habibie & Ainun. ¨
·          Latar :jl.Imam Bonjol, Bandung. Jl. Rangga Marela no.11B Perusahaan Hamburger Flugzeugbau HFB. Desa Aberfortsbach, kota terbesar di Jerman. Kampus ITB Bandung.
·         Penokohan :
Ø BJ.HABIBIE :PROTAGONIS. · Tegas Bersikap. · Bertanggung Jawab pada Tugas. · Lelaki Romantis.
Ø AINUN :PROTAGONIS. · Ainun, Istri Hebat Di Balik Lelaki Hebat. · Seorang pendamping yang baik. · Istri yang santun penuh setia juga tercermin. ¨
·         Alur :Alur maju. ¨
·          Sudut pandang :Orang pertama tunggal.
·         Amanat :Tirulah sosok BJ.Habibie yang berguna bagi bangsa dan tidak lepas dari belajar dan sosok Ainun Habibie sebagai wanita mandiri dan istri yang baik bagi suami.
·          
*UNSUR EKSTRINSIK –
·         nilai moral :
1 .“Habibie adalah salah satu ikon dunia modern. Dia juga penggagas teknologi sebagai basis pengembangan teknologi. Ia juga dikenal sebagai pribadi religius. Betapapun ada kontroversi seputar dirinya, ia tetap tokoh yang darinya dapat diambil kebijaksanaan dan pelajaran.”
2."garis hidup seorang Habibie yang menarik: genius dan prestisius, tapi dengan jiwa religius; gila kerja tapi juga suka bercanda; gila teknologi tapi juga suka berpuisi. Kesemuanya barangkali adalah jalinan kontinuitas dari energi dan ruh pengabdian dalam diri Habibie lepas dari kekurangannya sebagai manusia"
·         nilai agama :
ketika habibie-ainun pertama kali menginjakkan kaki di jerman , gaji habibie hanya DM 800 atau setara dengan Rp.180.000 dua per tiga dari pendapatan perbulan tersebut di gunakan untuk biaya sewa pavilliun di kota Aachen . ainun harus berhemat dengan sisa uang yang tinggal DM 300 tersebut . ya dengan sisa uang tersebut ,di sebuah kota dengan biaya hidup sangat tinggi , manalah mungkin bisa melanjutkan hidup jika tidak pandai pandai berhemat . dalam bentuk seperti itulah habibie-ainun mensyukuri nikmat Allah yang telah di turukan kepada keduanya "
6. kelebihan dan kelemahan buku
·         KELEBIHAN
1.      Saat merasa buku ini sangat mencerminkan sang penulis, yaitu Pak Bacharuddin Jusuf Habibie. Saat membaca buku ini, saya dapat membayangkan Pak Habibie berbicara dan bercerita. Setelah bertahun-tahun tidak pernah melihat pidato-pidato Pak Habibie (yang sejujurnya dulu sangat membosankan), buku ini bisa menjadi penawar rindu yang sangat ampuh. Selain itu, karena cara penyampaian dalam buku ini benar-benar menggambarkan Pak Habibie, saya semakin kagum dengan apa yang ada di dalam otak dan pemikiran beliau. Betapa hebatnya beliau menciptakan berbagai macam rencana-rencana untuk hidupnya, untuk lembaga-lembaga yang dipimpinnya, dan untuk Indonesia.
2.      tidak semuanya tentang cinta , Sebelum membaca buku ini, saya mengira bahwa saya akan mendapatkan bacaan yang fokus pada kisah percintaan antara Habibie dan Ainun. Saya senang sekaligus juga cukup kaget karena, tidak saja disuguhkan cerita dibalik kehidupan suami-istri mereka berdua, Pak Habibie juga menuliskan berbagai kisah sejarah Indonesia dan benih-benih pemikiran beliau. Saya justru tidak dapat membayangkan buku jika isinya hanya masalah cinta terus.
3.      Mau atau tidak mau, rasa nasionalisme saya tergugah saat membaca buku ini. Pak Habibie memberikan deskripsi yang begitu detil tentang perjuangan dia membangun industri dirgantara Indonesia. Kalimat-kalimat yang beliau tulis mengenai kemampuan putra-putri bangsa, mau tidak mau menggelitik rasa nasionalisme saya. Dulu Pak Habibie bisa menginisiasi proyek sebesar PT DI, kenapa anak-anak muda zaman sekarang belum bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan tersebut? Tingginya idealisme dan nasionalisme Pak Habibie dan keluarga, yang bersedia meninggalkan hidup berkecukupan di Jerman dan malah pulang ke Indonesia, itu saya akan ingat sampai kapanpun.

·         KELEMAHAN
1.      Karena buku ini sangat menggambarkan Pak Habibie yang sedang bercerita, kalimat-kalimat dalam paragraf-paragraf yang ada dalam buku ini sering terasa membingungkan dan susah di mengerti
2.      Sungguh saya sayangkan buku yang begitu istimewa ini tidak disempurnakan dengan kehadiran seorang editor. Ataukah saya yang salah mengerti? Saya sudah berusaha mencari siapa editor yang membantu sebelum resminya diterbitkan buku ini, namun tidak satu nama pun muncul. Menurut saya, ketidakhadiran seorang editor membuat kekurangan-kekurangan dalam buku ini menjadi begitu menonjol. Misalnya saja di dalam buku ini tidak jarang kata “Ainun” malah dicetak menjadi “AInun” atau pun kata “tetapi” menjadi “tatapi.” Satu hal yang sangat-sangat mengganggu keindahan bahasa penulisan adalah tidak konsistennya pemilihan kata antara “saya” dan “aku”. Di dalam satu kalimat, contohnya: “… dan Ainun selalu mengilhami saya dengan senyuman yang kurindukan.” Sungguh-sungguh-sungguh sangat disayangkan.
3.      cerita cinta masih kurang saya merasa kisah percintaan antara Pak Habibie dan Ainun hanya dirayakan di awal dan akhir buku. Di pertengahan buku, saya merasa cerita-cerita tentang kegiatan Ainun dan deskripsi tentang kecintaan Pak Habibie dan Ainun hanya merupakan sisipan yang cuma mampir.
4.       kurang foto buku ini akan menjadi lebih berwarna bila disertakan dengan gambar-gambar Pak Habibie bersama Ainun.

7. kesimpulan

Habibie & Ainun merupakan karya terbaru dari mantan presiden Republik Indonesia ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie. Buku ini berisi kisah-kisah dan pengungkapan rasa cinta terdalam dari sang profesor kepada almarhumah istrinya yakni Hj. Hasri Ainun Habibie binti R. Mohamad Bestari yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010 lalu. Dalam kata pengantarnya, Habibie mengaku jika penulisan buku ini menjadi terapi bagi dirinya untuk mengobati kerinduan, rasa tiba-tiba kehilangan dari seseorang yang telah menemani dan berada dalam kehidupannya selama 48 tahun 10 hari, baik dalam berbagi derita maupun bahagia. Walau pun ia sudah ikhlas tetapi ia tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia masih terpukul pasca ditinggalkan sang istri tercinta. Bahkan menurutnya antara dirinya dan Ainun adalah dua raga tetapi hanya satu jiwa.
Buku ini sendiri baru di luncurkan pada tanggal 30 November 2010 lalu di Jakarta. Menceritakan berbagai kisah cinta menarik antara Pak Habibie dan Ibu Ainun. Mulai dari perjumpaan keduanya yang menjadi awal segalanya, keseharian dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga kejadian memilukan tatkala sang takdir Ilahi memisahkan keduanya. Selain itu para pembaca juga akan menemukan beberapa untaian doa dan puisi cinta yang pernah ditulis keduanya.
Tak berlebihan jika Habibie mengatakan saat dirinya menulis buku ini tiap halamannya penuh dengan tetesan air mata. Menurutnya kehadiran Ainun yang telah mendampinginya selama ini, telah menjadi api yang selalu membakar energi semangat dan jiwanya dalam menjalani hidup. Sekaligus laksana air yang selalu menyiram dan meredakan gejolak jiwanya hingga kembali tenang. Sejak sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig Maximilian University (LMU) Muenchen, Jerman, Habibie masih merasa jika Ainun tetap berada di sisinya.
 Setiap ia keluar dari ruang kerjanya, tiba-tiba ia merasa berada pada sebuah dimensi ruang dan waktu yang lain. Sebuah dimensi dimana Ainun belum berpisah ke alam Barzah. Wajah sang istri seperti melekat disetiap sudut matanya, hadir dimanapun Habibie berada. Oleh karena itu, menurutnya hadirnya buku ini telah menutupi kekosongan jiwanya dari hari ke hari, bulan ke bulan mengikuti perjalanan sang waktu.
Buku ini terdiri dari 37 bab. Masing-masing babnya mengandung hikmah tentang kehidupan dari sang profesor. Gaya ceritanya yang sederhana, menjadikan para pembaca ingin terus menyaksikan apa-apa saja tingkah pola Habibie dan Ainun di belakang layar pentas nasional. Sehingga para pembaca akan menemukan sebuah bacaan yang berbeda. Layaknya sebuah novel, Habibie mampu menyajikan sebuah alur cerita unik dan menawan sehingga begitu lekat dimata para pembacanya.
Seperti perjuangan Habibie muda saat mengungkapkan perasaan cintanya kepada Ainun, cerita dibalik pendirian Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dibalik layar pemunculan dan terbang perdana pesawat buatan anak bangsa N250 Gatotkoco, hingga suasana duka kepergian sang istri tercinta serta beragam kisah lainnya yang rugi jika terlewatkan. Semoga hadirnya novel ini bisa menjadi refleksi atau pelajaran serta inspirasi bagi kita semua. Serta mampu memenuhi dahaga warga Indonesia yang ingin mengetahui fakta sejarah dari kehidupan sang profesor, hingga mampu dicatat dalam sejarah bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar